Senin, 08 November 2010

Download Buku Islam Kisah Wali songo

Tak ada reaksi maupun jawaban. Rumah para penduduk tetap tertutup rapat. Tak seorangpun
berani menampakkan diri.
Wajah si penunggang kuda berpakaian petani nampak murung mendengar ucapan orang yang
menyebut dirinya Julung Pujud itu. Namun dia hanya dapat menghela nafas panjang. “Sampai
kapan ini akan berlangsung ……….?” Gumannya lirih. Sebenarnya aku sudah muak
melakukannya.”
“Hei, Tekuk Panjalin ! “Tegur Julung Pujud.” Kau barusan bicara apa ?”
“Tidak apa-apa, “Sahut Tekuk Panjalin.” Tak usah dihiraukan.
“Jangan macam-macam,” tukas Julung Pujud.” Kita harus melakukannya. Terus melakukannya
hingga harta kita terkumpul banyak dan nantinya dapat kita gunakan untuk bersenang-senang
hingga tujuh turunan .”
Orang yang disebut Tekuk Panjalin hanya berdiam diri. Beberapa saat kemudian, karena tak
ada jawaban dari penduduk setempat. Wajah Julung Pujud nampak merah padam.
“Kurang ajar !” Bentaknya marah.” Di desa manapun orang akan membungkuk-bungkuk dan
menyembah kakiku jika mendengar namaku disebut. Tapi kalian penduduk Tanggulangin tidak
memandangku sebelah mata. Baik ! Kalian memang perlu diberi pelajaran!”
Ia menoleh kepada anak buah yang berada di belakangnya.
“Nyalakan obor !” Perintahnya. “Bakar semua rumah desa ini !”
Beberapa orang segera turun dari kuda untuk menyalakan obor yang sudah mereka siapkan.
Lalu naik lagi ke atas kuda beberapa rekannya yang lain tinggal menyahutkan api pada obor itu.
Dalam tempo singkat tiga belas orang itu sudah memegang obor menyala di tangan kanan.
Sementara tangan kirinya tetap memegang kendali kuda.download disini

1 komentar: