Rabu, 03 November 2010

download buku Sholat perjalanan menuju Allah

Tidakkah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya
bertasbih kepada Allah siapa pun yang ada di langit dan
bumi, dan burung dengan mengembangkan sayapnya.
Sungguh setiap sesuatu mengetahui cara shalatnya dan
cara tasbihnya masing-masing. Dan Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang mereka kerjakan.”
( QS. An Nuur : 41 )
Beberapa waktu-waktu terakhir kita bisa bersyukur, karena
telah banyak buku-buku yang beredar di masyarakat yang
membahas mengenai shalat, termasuk didalamnya pelatihan
shalat “khusyu’” yang diadakan oleh beberapa pihak.
Penegakkan shalat harus diawali dengan sebuah pengetahuan
tentang hal – hal yang menyertainya. Karena amal sedikit
dibarengi ilmu pengetahuan, adalah lebih baik daripada amal
banyak penuh kebodohan, sehingga pengetahuan mendalam
tentang syarat, rukun termasuk adab lahir maupun batin
menjadi hal mutlak, bila ingin menapaki “perjalanan dalam
shalat”.
Wudhu merupakan tahap pendahuluan dalam proses “penyucian
yang agung” dengan menggunakan “air yang merupakan rahasia
kehidupan dan hidup itu sendiri” laksana proses penyucian
yang dilakukan Jibril kepada Rasulullah dengan menggunakan
air suci “zamzam” dengan membelah dada hingga hilang segala
hasud dan dengki, bahkan terisi dengan berbagai ilmu, iman
Email : assholat@yahoo.com 5
As Sholah – Perjalanan Menuju Allah
dan hikmah, sehingga bisa diperjalankan dalam “Isra’ dan
Mi’raj” sebuah perjalanan spiritual yang menjadi titik balik
kemenangan, setelah diterpa berbagai ujian dalam kehidupan
Rasulullah beserta kaumnya pada saat itu.
Proses penyucian dalam wudhu tak sekedar siraman air yang
tanpa makna, namun hakikatnya melebihi dari ritualnya itu
sendiri, karena wudhu yang sebenarnya merupakan proses
pembersihan jiwa dari segala noda dan cela yang dilakukan
oleh nafsu – nafsu dunia yang telah memperalat tangan,
wajah, kepala dan kaki.
Setelah terbersihkan dari segala noda baru si hamba
diperbolehkan mulai memasuki halaman – halaman untuk
menghadiri “pertemuan agung dari segala keagungan bahkan
jauh – jauh melebihi batas keagungan yang terbersit oleh
fikiran dan akal manusia itu sendiri”.
Kemudian saat undangan suci “menuju kemenangan”
diperdengarkan, maka sang hatipun begitu bergejolak untuk
mendatanginya, sekalipun dengan “merangkak” karena begitu
menggelora keinginan rindunya, untuk mendatangi pertemuan
dengan Sang Kekasih.
Dengan berpakaian “tawadhu” dan membuang pakaian-pakaian
“kesombongan” si hambapun tertatih – tatih melangkah ke
halaman “tempat pertemuan” dengan penuh kegelisahan “akan
tertolaknya penghadapannya” dan rasa malu yang begitu
tinggi, atas ditutupinya keburukan – keburukan perangai dan
tindak lakunya, dengan pakaian “hijab malakut” oleh Sang
Kekasih, sehingga orang lain tidak mengetahui kejelekannya.download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar